Rabu, 12 Januari 2011

Bahaya Virus Relativisme Kebenaran

Relativisme biasanya didefinisikan sebagai "the doctrine that knowledge, truth, and morality exist in relation to culture, society, or historical context, and are not absolute." (Relativisme adalah doktrin dimana ilmu, kebenaran, dan moralitas yang berlaku selalu terkait dengan budaya, sosial, dan konteks sejarah, dan tidak bersifat absolut). Jadi, dikatakan, bahwa kebenaran adalah relatif, maka artinya, kebenaran itu hanya berlaku temporal, personal, parsial, atau terkait dengan budaya tertentu. Tidak ada kebenaran abadi atau kebenaran bersama.

Contohnya, kebenaran Islam dianggap hanya berlaku untuk orang Islam saja. Kebenaran Kristen juga hanya untuk orang Kristen. Dan sebagainya. Apakah zina itu buruk? Penganut relativisme moral akan menyatakan, bahwa itu tergantung pada konteks budaya atau situasi tertentu. Maka, bagi orang Barat sekular, kejahatan zina tidak berlaku mutlak. Jika zina dilakukan dengan suka sama suka, dan sama-sama dewasa, maka itu bukan tindak kejahatan. Jika zina dilakukan dengan anak-anak barulah dikatakan sebagai kejahatan. Bahkan, bagi mereka, walaupun menikah secara sah dengan wanita di bawah 18 tahun, masih dianggap sebagai kejahatan.

Maka, ujung dari pemahaman relativisme ini adalah sikap apatis terhadap kebenaran. Sikap bebal, sikap masa bodoh. Tidak peduli mana iman dan mana kufur, mana tauhid dan mana syirik. Tidak peduli mana haq dan mana bathil. Juga tidak peduli mana halal dan mana haram. Mana baik dan mana buruk. Manusia seperti ini tidak mungkin bisa diajak untuk beramar ma'ruf dan nahi munkar. Sebab, dia akan menyatakan bahwa, "Hanya Allah yang tahu kebenaran."


Sumber: Kumpulan Catatan Akhir Pekan Dr. Adian Husaini dengan editan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar