Minggu, 30 Agustus 2009

Dalam Tujuh Hari yang Telah Lalu dan Mungkin Akan Terulang Kembali

Oleh: Anonim

Hari pertama, tahajudku tetinggal
Dan aku begitu sibuk akan duniaku
Hingga dzuhurku, kuselesaikan saat ashar mulai memanggil
Dan sorenya kulewati saja masjid yang mengumandangkan adzan maghrib
Dengan niat kulakukan bersama isya itu pun terlaksana setelah acara televisi selesai

Hari kedua, tahajudku tertinggal lagi
Dan hal yang sama aku lakukan sebagaimana hari pertama

Hari ketiga aku lalai lagi akan tahujudku
Temanku memberi hadiah novel best seller yang lebih dari 200 halaman
Dalam waktu tidak satu hari aku telah selesai membacanya
Tapi... enggan sekali aku membaca Al-qur'an walau cuma satu juzz
Al-qur'an yang 114 surat, hanya satu hingga dua surat yang kuhapal itu pun dengan terbata-bata
Tapi... ketika temanku bertanya tentang novel tadi betapa mudah dan lancarnya aku menceritakan

Hari keempat kembali aku lalai lagi akan tahajudku
Sorenya aku datang ke mesjid dengan niat mengaji
Tapi kubiarkan ustazdku yang sedang mengajarkan kebaikan
Kubiarkan ustadzku yang sedang mengajarkan lebih luas tentang agamaku
Aku lebih suka mencari bahan obrolan dengan teman yang ada di samping kiri dan kananku
Padahal bada maghrib tadi betapa sulitnya aku merangkai
Kata-kata untuk kupanjatkan saat berdoa

Hari kelima kembali aku lupa akan tahajudku
Kupilih shaf paling belakang dan aku mengeluh saat imam shalat Jum'at kelamaan bacaannya
Padahal betapa dekat jaraknya aku dengan televisi dan betapa nikmat serunya saat perpanjangan waktu sepak bola favoritku tadi malam

Hari keenam aku semakin lupa akan tahajudku
Kuhabiskan waktu di mall dan bioskop bersama teman-temanku
Demi memuaskan nafsu mata dan perutku sampai puluhan ribu tak terasa keluar
Aku lupa .. waktu diperempatan lampu merah tadi
Saat wanita tua mengetuk kaca mobilku
Hanya uang dua ratus rupiah kuberikan itu pun tanpa menoleh

Hari ketujuh bukan hanya tahajudku tapi shubuhku pun tertinggal
Aku bermalas-malasan ditempat tidurku menghabiskan waktu
Selang beberapa saat dihari ketujuh itu juga
Aku tersentak kaget mendengar kabar temanku kini
Telah terbungkus kain kafan padahal baru tadi malam aku bersamanya dan tiga perempat malam tadi dia dengan misscallnya mengingat aku tentang tahajud
Kenapa aku baru gemetar mendengarnya?
Padahal dari dulu sayap-sayapnya selalu mengelilingiku dan
Dia bisa hinggap kapan pun dia mau

Seperempat abad lebih aku lalai....
Dari hari ke hari, bulan dan tahun
Yang wajib jarang aku lakukan apalagi yang sunnah
Kurang mensyukuri walaupun KAU tak pernah meminta
Berkata kuno akan nasehat kedua orang tuaku
Padahal keringat dan airmatanya telah terlanjur menetes demi aku

Tuhan andai ini merupakan satu titik hidayah
Walaupun imanku belum seujung kuku hitam
Aku hanya ingin detik ini hingga nafasku yang saat nanti tersisa
Tahajud dan shalatku meninggalkan bekas
Saat aku melipat sajadahku.....

Amin....

Bila di dunia ada syurga, maka itulah kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah.
Bila di dunia ada neraka, maka itulah kehidupan rumah tangga yang tak selaras dan jauh dari agama.

Bahagialah mereka yang diamnya berpikir,
memandangnya mengambil pelajaran,
mendengarnya mengambil hikmah, dan
dalam tindakannya mengenal indahnya ajaran Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar