Minggu, 30 Agustus 2009

Mean of Friendship for Me

Oleh: Anonim

Ketika mulai mengenal arti kata “SAHABAT" sekitar delapan tahun yang lalu, selalu ada tanya yang terlontar: “Apa arti persahabatan bagimu”
Maka jawaban yang terucap adalah: ”Sebuah wadah tempat berbagi suka dan duka”, sebuah jawaban yang klise. Lalu muncul sebuah pertanyaan baru: “Bagaimana gambaran sahabat yang ideal dalam bayanganmu?”, maka jawabannya adalah: “Orang yang siap berbagi suka dan duka”, sangat klise.

Maka terlontarlah pertanyaan terakhir: “Apa yang membuatmu mau bersahabat denganku?”. Maka jawabnya hanyalah tatap dan senyum tanpa suara, sebuah jawab dari tanya yang memiliki beribu makna yang sulit ditafsirkan. Sungguh, tiada yang lebih indah dari sebuah persahabatan, yang karenanya maka terbukalah beribu cakrawala baru yang mampu mengubah segalanya dalam kehidupan seseorang. Apalagi saat kedua belah pihak bisa saling menyesuaikan diri dan saling menerima apa adanya.

Subhanallah…Tapi, saat realitas sang sahabat tak sesuai dengan bayangan idealnya, maka hal itu bisa menorehkan kekecewaan yang teramat dalam, yang bisa mengakibatkan dirinya tak percaya lagi pada arti “SAHABAT". Hal itu bisa saja terjadi, karena kurangnya pemahaman seseorang terhadap konsep Ukhuwah Fillah, sebuah ikatan persahabatan, ikatan persaudaraan yang berlandaskan keridhaan Allah Swt. Subhanallah… Alangkah indah jika ukhuwah terjalin karena terpautnya hati oleh iman dan aqidah. Kalimat yang selalu terngiang-ngiang sampai sekarang.

Subhanallah…tak bisa diungkapkan oleh kata-katanya keindahan berukhuwah itu. Namun, kembali, selalu ada kata yang mengusik: Who am I and who they are? Tapi jawaban yang kemudian didapat adalah senyum yang tulus, tatap yang teduh dan jabat yang erat. Ukhuwah itu indah, apalagi jika diikat oleh Allah, maka tanyamu hanya dapat terjawab oleh hati yang tulus… Kadang, ada saatnya diri merasa bahwa kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa dibanding sahabat-sahabat kita, hingga membuat kita minder dan merasa tak layak bersahabat dengan mereka. Adalah menjadi beban ketika perasaan itu melanda dan kita berada di tengah-tengah orang-orang yang ‘hebat’.

Namun, kemudian timbul asa baru. Keyakinan bahwa Allah menciptakan manusia berbeda-beda. Kekurangan yang ada pada diri seseorang mungkin justru adalah kelebihan yang ada pada diri kita. Begitu pula sebaliknya. Dan jika itu berupa kebaikan, semoga menjadi spirit bagi kita untuk memacu diri agar kita bisa lebih baik lagi dari orang lain. Lain waktu, seorang sahabat pernah berkata, hidup ini akan terasa lapang, jika kita bisa menerima orang lain apa adanya, dan selalu berbaik sangka terhadap sesama, meskipun sikapnya terhadap kita justru sebaliknya. Subhanallah…mudah-mudahan hamba bisa menjadi orang yang berlapang dada. Lima tahun yang lalu, seorang sahabat lagi pernah bilang, bahwa baginya, persahabatan dan sahabat berarti baginya daripada sekedar pacar dan pacaran. Sahabat adalah keluarga kedua baginya, yang bernilai agung, dan takkan pernah terlepas selamanya (semoga…) Namun adakalanya, tidak semua konsep persahabatan bisa diterapkan begitu saja pada setiap orang. Apalagi bagi para ikhwan dan akhwat. Riskan sekali andaikata ada hubungan persahabatan yang terjalin diantara keduanya, karena ada benteng-benteng syar’iyyah yang harus dipatuhi, terkecuali jika mereka benar-benar bisa membentengi dirinya dengan benteng iman yang kokoh. Gadhul bashar adalah salah satu caranya.

Bukan hanya menjaga pandangan secara dhahir saja, tetapi yang lebih utama adalah menjaga pandangan batin, menjaga hawa nafsunya. Astaghfirullah…. Saya hanyalah makhluk yang lemah, yang belum mampu dan memang tidak akan pernah mampu menjadi manusia sesempurna itu. Namun insya Allah, jika saya telah mengaqadkan seseorang menjadi sahabat saya, maka selamanya ia adalah saudara saya. Terkecuali ia melakukan sebuah kesalahan yang mungkin sangat fatal dan sulit saya maafkan, maka mungkin akan cukup lama juga bagi saya untuk mengembalikan posisi hati seperti semula. Semoga Allah menjadikan saya orang yang mudah memaafkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar