Jumat, 11 September 2009

Bodohnya Manusia Ketika Jatuh Cinta

Oleh: Anonim

Kalau kita sedang jatuh cinta kepada manusia, maka setiap saat kita akan selalu teringat wajah kekasih kita.
Tapi dalam sehari sesering apa kita mengingat Tuhan.

Kalau kita sedang jatuh cinta kepada manusia, maka setiap saat kita ingin selalu bersamanya.
Tapi sebanyak apa waktu yang kita luangkan untuk bersama Tuhan. Bahkan ibadah kita lebih cepat daripada waktu yang kita butuhkan untuk makan.

Kalau kekasih kita ingin bertemu, walau hujan lebat topan badai pun kita akan menghampirinya, di mana pun ia berada, pulsa puluhan ribu tak jadi masalah, BBM 4500 rupiah per liter pun tak jadi soal.
Kalau orang tua kita memanggil dan kita acuhkan, maka orang tua pun akan memanggil untuk yang kedua kalinya, apabila kita masih acuh, maka pada panggilan yang ketiga orang tua kita pasti akan marah, mungkin telinga kita akan ditarik, uang jajan kita akan dikurangi. Orang tua kita akan marah karena kita telah kurang ajar.
Tapi berapa kali seumur hidup, pangilan Tuhan telah kita acuhkan. Apakah lantas Tuhan menghukum kita, tidak! Apakah rezeki kita lantas dikurangi, tidak! Apakah Tuhan akan melukai tubuh kita, tidak! Seberapa besar kekurangajaran kita kepada Tuhan?

Apabila orang yang kita sayang jatuh cinta kepada orang lain, maka hati kita akan sakit sekali, banyak orang yang menangis meratap sejadi-jadinya, stres, depresi, sakit jiwa, bahkan bunuh diri karena sakitnya tersebut. Cara apa pun akan kita lakukan agar orang yang kita sayang tersebut dapat lebih cinta kepada kita.
Tapi apabila kita melihat orang lain yang lebih taat beribadah kepada Tuhan. Maka pastilah Tuhan lebih jatuh cinta kepada orang tersebut bila dibandingkan kepada kita. Apakah kita pernah sedikit pun cemburu, sakit hati, dan melakukan segala hal untuk membuat agar Tuhan lebih jatuh cinta kepada kita?

Harta, tenaga, bahkan tubuh kita ini (atas nama cinta) rela kita persembahkan kepada kekasih. Karena begitu cintanya akal ini tidak dipakai lagi. Dikemudian hari apabila kita ditinggalkan maka cuma penyesalan yang tersisa. Itu pun tak berakhir sampai disitu saja, apabila menemukan kekasih yang baru, kita akan mengulangi lagi kesalahan yang lalu, seakan-akan tak pernah terjadi. Sungguh bodoh.
Tapi sudah berapa banyak pengorbanan kita untuk kecintaan kepada Tuhan. Menegakkan punggung ini untuk beribadah saja rasanya sulit sekali, menggerakkan bibir untuk menyebut nama-Nya, melangkahkan kaki menuju rumah-Nya, berjaga di malam hari untuk bermesraan dengan-Nya, dan sekali-kali pun Tuhan tak akan mengkhianati cinta kita kepada-Nya. Nanti ketika kita sampai di liang kubur dan kita benar-benar sudah tidak dapat bergerak, tangisan sekencang apa pun tak akan menyelamatkan kita.

Kita selalu membanggakan kekasih kita yang cantik atau tampan. Seminggu saja kekasih kita tersebut tidak mandi, maka tubuhnya akan menjadi tumpukan kotoran, rambutnya penuh ketombe, tubuh dan mulutnya bau busuk, setiap lipatan badannya akan penuh daki, muncul lendir-lendir yang menjijikan. Sungguh kecantikan dan ketampanan mudah sekali memudar, dan tak membutuhkan waktu yang lama.
Tapi Tuhan Maha Cantik, terpelihara dari segala kotoran, Dia sendirian dalam kesempurnaan. Puji-pujian kita sudah habis kita persembahkan kepada manusia, sehingga tak tersisa lagi untuk Yang Maha Indah.

Kita merasa bahagia serta bangga apabila kekasih kita kaya raya atau keturunan pembesar dunia. Kita merasa hidup kita akan tercukupi.
Tapi tujuh lapis langit dan bumi ini berada dalam genggaman-Nya. Dia Maha Raja dari semua raja. Dan kekayaan khasanah-Nya itu tidak dapat dikurangi oleh siapa pun. Kurang bahagia apa lagi apabila kita bersama-Nya.

Jatuh cinta itu bukan suatu dosa.

Tapi bila cintaku kepada mahluk lebih besar daripada cintaku kepada Tuhan, maka Demi Zat yang Menggenggam jiwaku seumur hidup pun aku rela tidak mencintai atau dicintai oleh siapa pun...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar