Senin, 07 September 2009

Sebuah Muhasabah Diri

Oleh: Anonim

Tuhanku,
Aku hanyalah sebutir pasir di gurun-Mu yang luas
Aku hanyalah setetes embun di lautan-Mu yang meluap hingga ke seluruh samudera
Aku hanya sepotong rumput di padang-Mu yang memenuhi bumi
Aku hanya sebutir kerikil di gunung-Mu yang menjulang menyapa langit
Aku hanya seonggok bintang kecil yang redup di samudra langit-Mu yang tanpa batas

Tuhanku
Hamba yang hina ini menyadari tiada artinya diri ini di hadapan-Mu
Tiada Engkau sedikit pun memerlukan akan tetapi…
hamba terus menggantungkan segunung harapan pada-Mu

Tuhanku…baktiku tiada arti, ibadahku hanya sepercik air
Bagaimana mungkin sepercik air itu dapat memadamkan api neraka-Mu
Betapa sadar diri begitu hina di hadapan-Mu
Jangan jadikan hamba hina di hadapan makhluk-Mu
Diri yang tangannya banyak maksiat ini,
Mulut yang banyak maksiat ini,
Mata yang banyak maksiat ini…
Hati yang telah terkotori oleh noda ini memiliki keinginan setinggi langit
Mungkinkah hamba yang hina ini menatap wajah-Mu yang mulia?

Tuhan…Kami semua fakir di hadapan-Mu tapi juga kikir dalam mengabdi kepada-Mu
Semua makhluk-Mu meminta kepada-Mu dan pintaku...
Ampunilah aku dan sudara-saudaraku yang telah memberi arti dalam hidupku
Sukseskanlah mereka mudahkanlah urusannya

Mungkin tanpa kami sadari, kami pernah melanggar aturan-Mu
Bahkan terlena dan tak mau tahu akan amanah
Yang telah Engkau percayakan kepada kami…
Ampunilah kami

Pertemukan kami dalam syurga-Mu dalam bingkai kecintaan kepada-Mu
Tuhanku...
Siangku tak selalu dalam iman yang teguh
Malamku tak senantiasa dibasahi airmata taubat
Pagiku tak selalu terhias oleh dzikir pada-Mu
Begitulah si lemah ini dalam upayanya yang sedikit
Janganlah kau cabut nyawaku dalam keadaan lupa pada-Mu
Atau...dalam maksiat kepada-Mu

Dari saudara untuk saudara
“Perbaiki Diri Serulah Orang Lain”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar